Albert Ellis
Diperkenalkan
pada tahun 1955 oleh Albert Ellis yang lahir pada tanggal 27 September 1913 di
Pittsburgh, Pennsylvania, yang kemudian dibesarkan di New York. Rational Emotive Therapy menurut Ellis sendiri adalah konsep
bahwa berpikir dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannya
lebih menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.
Pendekatan Teori Rational Emotive Therapy Albert Ellis
Pandangan pendekatan Rational Emotive Therapy tentang kepribadian Albert Ellis, dapat
dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang
membangun tingkah laku individu, yaituAntecedent event (A), Belief (B),
dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang
kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang
dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian,
tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi
siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi
seseorang.
Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan,
nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan
seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau
rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB).
Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang
tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang
tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah,
tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi
emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau
hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi
emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa
variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis
juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus melawan (dispute;
D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak
(effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional.
Tujuan Pendekatan Rational Emotive Therapy
Tujuan utama dari
terapi ini yaitu meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan
membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik. Terapi ini
mendorong suatu reevaluasi filosofis dan ideologis berlandaskan asumsi bahwa
masalah-masalah manusia berakar secara filosofis.
Proses terapeutik
utama Rational Emotive Therapy dilaksanakan dengan suatu maksud utama
yaitu: membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak
logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis sebagai penggantinya.
Sasarannya adalah menjadikan klien menginternalisasikan suatu filsafat hidup
yang rasional sebagaimana dia menginternalisasikan keyakinan-keyakinan dogmatis
yang irasional dan takhayul yang berasal dari orang tuanya maupun dari
kebudayaannya.
Tugas yang dilakukan
oleh terapis Rational Emotive Therapy adalah sebagai berikut:
a. mengajak klien untuk berpikir tentang
beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah memotivasi banyak gangguan
tingkah laku;
b. menantang klien untuk menguji
gagasan-gagasanya;
c. menunjukkkan kepada klien
ketidaklogisan pemikirannya;
d. menggunakan suatu analisis logika untuk
meminimalkan keyakinan-keyakinan irasional klien;
e. menunjukkan bahwa keyakinan-keyakinan
itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan akan mengakibatkan gangguan-gangguan
emosional dan tingkah laku di masa depan;
f. menggunakan absurditas dan humor untuk
menghadapi irasionalitas pikiran klien;
g. menerangkan bagaimana gagasan-gagasan
yang irasional bisa diganti dengan gagasan-gagasan yang rasional yang memiliki
landasan empiris;
h. mengajari klien bagaimana menerapkan
pendekatan ilmiah pada cara berpikir sehingga klien bisa mengamati dan
meminimalkan gagasan-gagasan yang irasional dan kesimpulan-kesimpulan yang
tidak logis sekarang maupun pada masa yang akan datang, yang telah mengekalkan
cara-cara merasa dan berperilaku yang dapat merusak diri.
Teknik-Teknik Terapi Emotif Rasional
a. Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih,
mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan
dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan
lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
b. Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai
jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana
yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
c.
Self Modelling
Teknik yang digunakan untuk meminta klien agar
“berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan konselor untuk menghilangkan
perasaan atau perilaku tertentu.
d. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
Kelebihan
Dan Kekurangan Rational Emotive Therapy
Kelebihan
Rational Emotive Therapy adalah menawarkan
dimensi kognitif dan menantang klien untuk meneliti rasionalitas dari keputusan
yang telah diambil serta nilai yang klien anut; memberikan penekanan untuk
mengaktifkan pemahaman yang di dapat oleh klien sehingga klien akan langsung
mampu mempraktekkan perilaku baru mereka; menekankan pada praktek terapeutik
yang komprehensif dan eklektik.
Sementara
kekurangan Rational Emotive Therapy adalah
tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses terapeutik ada hal-hal
yang tidak diperhatikan; kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dan
terapis sehingga klien mudah diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis; dikarenakan
pendekatan ini sangat didaktif, terapis perlu mengenal dirinya sendiri dengan
baik dan hati-hati agar tidak hanya memaksakan filsafat hidupnya sendiri kepada
para klien.
Daftar Pustaka
Corey,
Gerald. (2009). Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Gunarsa,
Singgih D. (2007). Konseling dan
psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar