Sabtu, 04 Desember 2010

KASIH SAYANG MENURUT ISLAM

KASIH SAYANG DALAM ISLAM

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda, “Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah” Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi). Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja, tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani). Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, “Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu.” Sebuah nasihat ini walau dalam keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya.
Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fasthath (kemah).
Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin. Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza’ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.
(H.R. Ibn. Hibban).
Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain. Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup. Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia. “Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
Cinta kepada Allah
Di antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang mencintai dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang bukan sekadar dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah secara kesungguhan hati, maka proses “rasa kasih sayang” untuk makhluk ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati diri kita sebagai seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariat-syariat Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT. Cinta kepada Allah adalah hal yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Allah hendaklah melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan sepenuh-penuhnya. Firman Allah SWT, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a’lam bishshawab.***
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com

Rabu, 24 November 2010

Penyebab Perubahan Kebudayaan

Berdasarkan hasil pemikiran saya, perubahan kebudayaan itu terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga menimbulkan ketidakserasian fungsi bagi kehidupan. Pada dasarnya sih kebudayaan itu mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan.
Penyebab perubahan kebudayaan itu sendiri timbul karena beberapa faktor, yaitu dengan banyaknya budaya asing yang masuk kedalam suatu negara dengan memberikan perubahan pada negara tersebut. Sebenarnya kenyataan ini dianggap wajar saja jika kebudayaan asing ini masuk sesuai dengan budaya lokal negara itu sendiri. Tapi apabila budaya asing ini lebih dominan dibandingkan budaya budaya lokal negara tersebut dapat menyebabkan lunturnya kebudayaan lokal negara itu sendiri.
Faktor lainnya yaitu dari masyarakatnya sendiri dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya budaya lokal yang sebenarnya budaya lokal itu merupakan identitas bangsa itu sendiri. Jadi sebaiknya budaya lokal itu harus dijaga keaslian. Tapi zaman sekarang ini sering bermunculannya budaya asing yang mempengaruhi terhadap perkembangan budaya lokal.
Contohnya saja dalam tata cara berpakaian dengan masuknya budaya asing menimbulkan perubahan yang berdampak buruk. Dulunya tata cara berpakaian budaya lokal identik dengan yang sopan tetapi sekarang ini nilai kesopanan itu mulai luntur. Berpakaian yang terbuka-buka aurat mulai dianggap menjadi hal yang biasa.

Rabu, 03 November 2010

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Dari beberapa sumber yang saya baca, kepribadian bangsa Timur identik menjujung tinggi nilai kesopanan dan memiliki masyarakat yang lebih agamis.
Dan menurut pendapat saya itu benar, kepribadian bangsa Timur memang menjujung tinggi norma-norma kesopanan. Terutama di Indonesia yang merupakan negara tempat saya berdomisili. Negara Indonesia memiliki penduduk yang dominan beragama islam jadi sudah jelas nilai kesopanan sangat dijunjung tinggi.
Tapi akhir-akhir ini nilai kesopanan itu mulai pudar seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih. Masyarakat Indonesia mulai mengkesampingkan nilai kesopanan itu. Contohnya saja pada kaum wanita, banyak mereka yang menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan norma-norma bangsa Timur itu sendiri. Contoh lainnya yaitu dikalangan remaja, pergaulan bebas sudah menjadi hal yang tak aneh lagi. Hubungan wanita dan laki-laki sudah mulai bebas.
Namun disamping keburukan itu semua, masih ada juga masyarakat itu sendiri yang masih menjujung norma-norma kesopanan yang merupakan kepribadian bangsa Timur yang pada umumnya. Aturan-aturan yang diberlakukan di Indonesia masih berasaskan nilai-nilai keagamaan.

Minggu, 31 Oktober 2010

Internet Lounge

Internet Lounge

Internet lounge merupakan ruang yang dapat digunakan oleh mahasiswa Gunadarma untuk mengakses internet secara gratis. Fasilitas ini terdapat di kampus D, kampus E dan kampus J. Fasilitas ini dapat digunakan mahasiswa dengan menunjukkan Kartu Mahasiswa dan sebelumnya mahasiswa tersebut sudah mengaktifkan studentsite . Tiap lounge berisi 20 terminal dan pemakaiannya dibatasi maksimal 20 menit untuk tiap user. Selama berada di lounge, mahasiswa wajib mentaati tata tertib yang telah ditentukan.


Penggunaan Internet Lounge
a. Mahasiswa melakukan registrasi ke petugas administrator Internet Lounge dengan menyerahkan KTM sebagai Mahasiswa aktif;

b. Aktifitas Internet Lounge yang dapat dilakukan adalah browsing;

c. Tidak diperbolehkan mengunjungi situs PORNO, Chatting dan Game Online;

d. Selama di ruangan Internet Lounge tidak diperbolehkan makan dan minum;

e. Aktifasi penggunaan Internet Lounge setiap mahasiswa di batasi selama 20 menit per hari;

f. Tidak diperbolehkan meng-copy file dari computer client;

g. Maksimum 1 mahasiswa setiap komputer client internet lounge;

h. Selama berada diruangan mahasiswa menitipkan barang (tas) ke admistrator dan saat keluar dari ruangan dapat mengambil kembali.