Sabtu, 27 April 2013

Behavioral Therapy


Tokoh-tokoh Behavioral Therapy
a.    B.F. Skinner

BF Skinner (1904-1990), dibesarkan di lingkungan keluarga yang hangat dan stabil. Skinner menerima gelar PhD di bidang psikologi dari Harvard University pada tahun 1931 dan akhirnya kembali ke Harvard setelah mengajar di beberapa universitas. Skinner adalah seorang juru bicara terkemuka untuk behaviorisme dan dapat dianggap sebagai bapak dari pendekatan behavior. Ia juga seorang ahli eksperimen di laboratorium.
 Skinner tidak mempercayai menusia memiliki pilihan bebas. Menurutnya tindakan tidak dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan. Ia menekankan pandangannya pada sebab akibat antara tujuan, kondisi lingkungan dan perilaku yang dapat diamati. Pandangannya muncul sebagai bentuk protes terhadap psikoanalitik yang berfokus pada pikiran dan motif-motif yang tidak terlihat, sehingga ia merasa prihatin akan fokus yang terlalu kecil terhadap lingkungan yang dapat diamati. Skinner tertarik pada konsep penguatan dan menerapkannya dalam dirinya sendiri. Skinner percaya iptek dapat menjanjikan masa depan yang lebih baik. 



b.    Albert Bandura

Albert Bandura (lahir 1925), dia adalah anak bungsu dari enam anak di sebuah keluarga keturunan Eropa Timur. Selama SD dan SMA ia bersekolah di sekolah yang kekurangan guru dan sumber daya. Hal ini yang menjadi asset awal Bandura dalam mempelajari keterampilan memimpin diri, Ia Memperoleh gelar PhD dalam psikologi klinis dari University of Iowa pada tahun 1952, dan setahun kemudian ia bergabung dengan fakultas di Universitas Stanford.
Bandura dan rekan-rekannya yang merintis dalam bidang social modeling dan memperkenalkannya sebagai suatu proses yang kuat yang menjelaskan beragam bentuk pembelajaran. Teori yang dihasilkan ialah Social Cognitive Theory, yang menyatakan manusia dapat mengatur diri sendiri, dapat mempengaruhi tingkah laku dengan mengatur lingkungan, dapat menciptakan dukungan positif, dan dapat melihat konsekuensi bagi tingkah laku sendiri. Gagasan ini menyatakan bahwa manusia tidak hanya dibentuk oleh kekuatan lingkungan, tetapi juga oleh kekuatan batin yang memotifasi.

Pengertian Behavioral Therapy
Behavioral therapy adalah salah satu teknik yanag digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.

Tujuan Behavioral Therapy
Tujuan behavioral therapy adalah mencapai kehidupan tanpa mengalami perilaku simptomatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat ketidakpuasan dalam jangka panjang, atau mengalami konflik dengan lingkungan sosial.

Ciri-ciri Behavioral Therapy
Ciri-ciri behavioral therapy, adalah sebagai berikut :
a.     Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik;
b.     Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan terapeutik;
c.      Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien;
d.     Penafsiran objektif atas tujuan terapeutik
Behavior therapy beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus mempunyai stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat merasakan stimulus yang diberikan.

Teknik-teknik Behavioral Therapy
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam behavioral therapy adalah sebagai berikut :
a.     Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi sistematis merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan peilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang berangsur dan santai.
b.     Terapi Implosif
Terapi implosive dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.
c.      Latihan Perilaku Asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
d.     Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengaj cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga yang tidak dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
e.     Pembentukan Perilaku Model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio,model fisik atau lainnya yang dapat teramati dan dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.
f.       Kontrak Perilaku
Kontrak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dank lien) untuk mengubah tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran positif dipentingkan daripada memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.

Kelemahan Dan Kelebihan Behavioral Therapy
Kelebihan yang terdapat dari behavioral therapy ialah memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui; waktu dalam konseling relatif singkat; kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.
Kelemahan yang terdapat dari behavioral therapy ialah mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi; tidak memberikan wawasan; mengobati gejala bukan penyebab; melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.

Daftar Pustaka :
Corey G. (2009). Theory and practice of   counseling and psychotherapy (8th ed.). Belmont, CA: Brooks/Cole. 
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang : UMM Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar